Dia dikenal dengan nama "mama (baca:mamak) Mayu". Usut punya usut pelekatan nama "Mayu" berasal dari nama anak sulungnya. Nama aslinya sampe sekarang aku gak tahu. Cuma ya begitulah..."Mama Mayu" sudah lengket penyebutannya dilidah para ibu-ibu dikompleks ini.
Dia istri salah satu petugas Cleaning Service dikompleks ini. Perawakannya kecil (tidak jelas berapa usainya, tapi dugaanku mama Mayu belum menyentuh angka 40), tidak terlalu banyak bicara (setidaknya untuk ukuran para istri petugas cleaning yang terkadang berlebihan bersikap dan bicara menurutku.).
Kabar dari suamiku sewaktu aku belum menikah dengannya, mama Mayu punya kemampuan membereskan rumah serta tetek-bengek lainnya dengan sangat rapih. Terutama untuk urusan setrikaan. Rapi jali sampe lipatan pakaian tak terlewatkan. Konon, katanya mama Mayu sempat bekerja menjadi salah satu tenaga kerja wanita di luar negeri.
Sebenarnya mama Mayu pernah membantu suamiku ketika suamiku masih single. Cuma itu sebatas setrika (dan itupun selalu di "bonus" in olehnya dengan merapihkan rumah). "Saya kasian sama Mas Wahyu, mbak...rumahnya berantakan sekali kalo saya datang setrika. Jadi kalo saya setrika sekalian saya rapihkan saja...". Begitu ceritanya suatu hari. Yah....maklumlah...bujangan...hahaha
Pendek kata, sejak saya dan suami menikah, mamak Mayu resmi menjadi anggota baru seputar urusan domestik kami dirumah. Pekerjaannya rapih, telaten, tidak banyak bicara, dan penuh inisiatif.
Sewaktu saya pulang dari Jawa dua minggu yang lalu, saya sempat dibuat surprise dengan kondisi rumah yang begitu kinclong. Tidak hanya menyapu, mengepel, setrika, dan urusan sejenis lainnya yang biasa dikerjakannya, mamak Mayu juga merapihkan serta menata ulang beberapa pernak-pernik dan tetek-bengek di dapur sehingga terlihat begitu tertata rapih, bahkan gudang tempat tumpukan kardus pun ditata ulang sehingga menjadi sangat bersih! hihihi
Memiliki rekanan begini siapapun pasti akan tidak segan mengeluarkan kocek yang sedikit diatas rata-rata sebagai imbalan. Bukan berarti sok tajir, namun wajar saja bila reward tetap harus diberlakukan pada jenis pekerjaan apapun, dan pada siapapun yang memang bekerja dengan hasil yang dapat memuaskan.
Jadi berfikir, kalau suatu hari pindah, kira-kira bakal dapat PRT yang begini lagi gak yah?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar