Beberapa minggu lagi umur Ghaizan masuk enam bulan. Artinya InsyaAllah udah mau masuk tahap pemberian makanan tambahan. Artinya (lagi) waktu saya sedikit lebih longgar (pada bbrapa waktu tertentu justru tergerus hanya mengurus bocah ini). Dan sepertinya rasa jemu sebagai pengangguran mulai mendera.
Jadi keinget dulu waktu memutuskan resigned.
Dulu sih alasannya kondisi hamil bikin gak nyaman berjauhan dengan suami. Pengen suasana yang lebih "homey". Lantas sekarang jadi menyesali? Ya enggak donk...
Justru belakangan saya kepikiran punya karir yang waktunya fleksibel (fleksibel bisa berarti jadi gak sibuk atau justru sibuk banget? hihi). Okey, spesifiknya mungkin jadi dosen? pebisnis? penulis? or apapun yang gak wajib harus selalu full attensi di kantor. Gatau deh kenapa yah sejak punya anak pikirannya jadi berubah? Mungkin ada beberapa perihal kehidupan ini yang gak bisa di teorikan kecuali langsung dialami sendiri, dan tentunya taste setiap individu berumahtangga berbeda-beda. :)
Kenapa koq tiba-tiba berubah haluan? Padahal dulu waktu masih single career minded banget. Malah dulu waktu suami melamar (di salah satu cafe di Jogja, dengan temaram candle light dinner gitu ceritanya. haha), dengan pede nya bilang: "kayaknya aku gak bisa deh just stay at home trus ikut kemana kamu ditugasin besok2. I will have my own career." hahaha. (maksudnya karir saat itu adalah kerja kantoran). Sadis banget yah? sombong dan angkuh. Itu dulu. Sekarang kan udah lain ceritanya..hehe.
Kalau pikir pikir sih sebenarnya sama aja. Tetap berangan-angan punya own career yang long lasting, tapi haluannya nya aja yang dirubah.
**
Memulai sesuatu yang baru itu memang gak mudah. Butuh usaha ekstra. Termasuk mikirin nyari jalan "apa dan gimana caranya?". Suami sih sudah menawarkan sekolah lagi. Ambil master biar bisa ngajar. Disisi lain suami sendiri sedang menyusun rencana apply scholarship tahun ini (InsyaAllah masih on progress) .
Memulai sesuatu yang baru itu memang gak mudah. Butuh usaha ekstra. Termasuk mikirin nyari jalan "apa dan gimana caranya?". Suami sih sudah menawarkan sekolah lagi. Ambil master biar bisa ngajar. Disisi lain suami sendiri sedang menyusun rencana apply scholarship tahun ini (InsyaAllah masih on progress) .
(Jika scholarship jadi. InsyaAllah.) Lantas..apa harus berjauhan lagi? Hhhmm...not a good choice sepertinya...
Alhasil, sebagai pemanasan saya putuskan mengambil kuliah jarak jauh saja dulu. Sastra Inggris minat penerjemahan sepertinya asyik. Lumayan mengasah kemampuan bahasa inggris yang pasif. hehe.
Jadinya kuliah strata satu lagi deeh. Koq gak ambil master? (kata papa). Yaa...nanti lah dilihat kedepan gimana...Yang pasti InsyaAllah plan A dan plan B nya sudah disusun. Tinggal banyak berdoa aja supaya rencana saya dan suami di tahun ini diridhoi Allah SWT. Aaamiiin Yaa Robbal'alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar