Ketika hasrat terbelenggu batin yg hendak lepas, dia dihadapkan pada pilihan yang sarat beban didalamnya. beban untuk menanggungjawabi rasa yang pernah diikrar.
Sejak terlepas dalam alam baru yg membawanya pada kehidupan baru, dia merasa "ini lah dunia ku!", namun tidak segampang itu dia berlari menggapai itu semua. tidak semua orang dapat memahami nya. dia terjerat pada rasa yang diyakini nya cinta. Namun dia juga jadi meragu apakah benar ini yang dinamakan cinta?
Awalnya dia hendak mengajak cinta nya itu untuk sama2 berlabuh pada dunia baru itu, tp sepertinya unsur ego sang cinta yang begitu melekat sangat sulit untuk diredam. Dan...,terjadilah pertarungan hebat itu.
Dia selalu berfikir ttg "bagaiman jika" dan "apa yg akan terjadi pada dia bila",
namun dia tidak pernah berfikir untuk tidak berfikir tentang apa yang akan terjadi padanya "jika..."
seharusnya dia bisa merasakan cinta nya pada level kumulatif kebebasan diri.
kebebasan untuk me-merdeka-kan cinta pada metamorfosis diri nya.
sampai sekarang dia masih mencoba untuk berjibaku dgn keputusan cinta dan garis hidup yang dipilihnya. keputusan cinta untuk tetap mencoba, mencoba...,dan mencoba...
mudah2an kelak cinta nya dapat memahami, dan dia dapat mencintai sebebas-bebas nya..
sampai pada masa dimana dia bisa mengenal dan memahami "oh...,begini tho yg namanya cinta?"
Cinta adalah waktu...udara...
yang tidak akan ada batasnya sampai kita sendiri yang akan menghentikannya...
-29 Januari 2008-
2 komentar:
Aduuuh bu, berat banget nih puisi, puisi yang diciptakan di balik pegunungan yang permai. Kalau endek hasil makan-makan di hokben ... jgn menangis sayang, disini kami selalu berpesta pora... (Bunda)
Itu hasil perenungan di B5 Yuk...wkwkwk.
Di posting ulang biar rapih be...
Ngambo'i hokben cknyo yeh... :D
Posting Komentar