Dalam keyakinan agama yg aku fahami (Islam), dianjurkan bagi ummat Islam untuk memiliki harta, bahkan untuk sampai pada tahap menjadi kaya. Malah dalam salah satu hadist-nya Rasul pernah berwasiat hendaknya para ummat nya berikhtiar menuju pada kemapanan daripada kemiskinan. Namun kekayaan harta yang dimiliki tsb dimaksudkan agar kita dapat dengan mudah beramal shalih dan beribadah kepada Allah. Beribadah pun tidak terbatas pada defenisi sedekah saja melainkan juga pada menafkahi serta memakmurkan keluarga agar derajat mulia di mata sesama (Semoga aku, dan kita semua selalu dituntun ke arah yg mulia ini. AMIN).
-------
Disini aku tidak ingin berceramah mengenai sikap & budi pekerti rendah hati atas kemewahan yang kita miliki atau dalam agamaku disebut sikap "tawadhu". Selain tidak memiliki kapasitas ilmu di bidang tsb, aku juga yakin teman-teman sudah fasih dengan pakem "rendah hati" ini.
Yang hendak aku share disini adalah pemandangan umum yang sering aku dan teman-teman jumpai disekitar. Pemandangan ini terlihat semakin mencolok pada saat tradisi silaturahmi di hari lebaran.Saat dimana para keluarga, kolega, sahabat, atau tetangga berkumpul bersilaturahmi.
Satu pemandangan klasik tersebut adalah fenomena "kehidupan ibarat roda yang berputar." Yang dulu sangat berjaya (means: scr materi kaya bahkan kaya raya & terhormat), sekarang jadi biasa-biasa saja bahkan ada pula yang bisa dikatakan relatif "sederhana". Dulu termasuk dipandang sebelah mata, sekarang justru terlihat (sepertinya) lebih mencolok kemapanannya dibanding sebelum2nya.
Ada juga yang masih "dianggap" orang kaya padahal sebenarnya dia sendiri merasa harta & kedudukannya sudah merosot jauh dari masa kejayaannya dulu. Tidak banyak yg tahu tentang itu karena dia pandai menutupinya dengan atribut kekayaan yang melekat padanya.
Begitupun ada yang "dianggap" kaya tapi sebenarnya tidak se-kaya penampilannya. Hhhmm....Tentu menonjolkan atribut kemewahan itu semata-mata dengan alasan "identitas".
Well, aku fine dengan sikap begitu. Bagiku, jika memang mereka mampu untuk menunjukan identitas tsb, kenapa kita harus protes?Terlepas dari jujur atau tidak tampilannya, setidaknya dia berani mendeklarasikan diri seperti apa yang ditampilkannya.
Mari kita asumsikan saja semua tampilan itu adalah jujur.
Artinya, dari tahun ke tahun akan ada perubahan identitas dari keluarga/kolega/sahabat/tetangga kita tadi. Dan dari situ pula dapat ditarik sebuah filosofi bahwa hidup kita ini adalah "menunggu giliran". Menunggu giliran kaya, menunggu giliran susah, menunggu giliran sedih, menunggu giliran senang/bahagia, menunggu giliran sehat, menunggu giliran sakit. Juga menunggu giliran muda, menunggu giliran menjadi tua. Hmm...
Perbedaannya adalah masalah durasi "waktu tunggu" tersebut saja. Ada yang kaya nya lama, ada yang kaya nya mendadak lalu jatuh miskin lagi. Ada yang sehaaaat terus, tiba2 sakitnya juga lamaaaa banget. Nah, yg gak bisa ditipu itu dari muda ke tua! yg ada adalah "selalu tampak muda"! hahaha.
Tapi manusia (termasuk aku pastinya!) terkadang suliiiiiiiiiiit banget menerima yang namanya giliran yang gak enak2 itu. Pengennya cepet dapet giliran yg enak2, trus durasinya pengen lama dari orang pada umumnya. hehehe. Makanya dalam doa terkadang tanpa sadar kita sepertinya 'memaksa' Tuhan untuk SELALU menempatkan kita pada posisi yang kita mau saja. Padahal dalam tuntunan (apalagi shalat istikharah) sering kita di ajarkan untuk berdoa pada dua sisi yaitu pada saat permintaan giliran yang enak2 itu terkabul, atau justru giliran yang gak enak2 itu yang malah terkabul! hehe. Pucing...pucing... >*<
Yang pasti, optimisme itu wajib tetap ada dalam setiap pinta kita. Mudah2an kita selalu digolongkan sebagai hamba2 yang selamat dan mulia...Terserah Tuhan bagaimana mengatur posisinya untuk kita.
Mungkin itu yang namanya teori "ikhlas" yah? ilmu yang biasanya hanya dikuasai oleh para ortu kita yang sudah matang ditempa perjalan hidup di dunia.
2 komentar:
Tulisanmu so inspiring dear.. Copas lagi ya alamatnya utk di blog aku, biar yang baca lebih banyak.. Insya Alloh lebih manfaat..
Cm sekadar iseng posting koq Cha. Alhamdulillah kl bisa sampe inspiring.Monggo di copas kl memang bs bermanfaat. :)
Posting Komentar