Sabtu, 25 Desember 2010

Si Kucing Ningrat

Entah bagaimana asal-muasal kedatangannya, yang pasti kami menamai-nya Luna. Dinamai begitu karena dia menjalin asmara dengan pejantan yang kami namai Ariel. hehehe
Selain memang tergolong "kucing cantik", esensi dan tujuan penamaan si betina sebenarnya sekadar supaya mudah di ingat. :D

Pada dasarnya aku bukan termasuk pets lover. Apalagi hewan berbulu seperti kucing. Merasa jijik sama BAB-nya bikin aku anti sama hewan jinak ini. Ditambah lagi dengan pengalaman pernah menjadi saksi mata ketika mahkluk berkumis tipis ini tersedak dan mengeluarkan (maaf) muntahnya persis di depanku, yang saat itu belum ada lima menit menuntaskan lunch di depan tivi kost2an! Damn...!

So, gak heran kalo tolerable cats-ku  ya cuma sebatas kucing imajiner versi kartun yang punya kantong ajaib itu! hehehe
Untuk bisa merebut simpati ku kucing ini butuh proses berbulan-bulan sejak pertama kedatangannya dirumah. Itupun sebatas pada memberinya ruang agar bebas berkeliaran di bagian belakang, termasuk dapur yang letaknya memang terpisah dengan ruang inti rumah  Sekali lagi: tidak untuk masuk ke dalam rumah!

Sebenarnya awal kedatangan kucing ini cukup menarik perhatianku. Kucing ini memiliki beberapa ciri yang pada umumnya tidak dimiliki oleh kucing kampung: Tubuhnya tergolong bersih dan berbulu lebat, dia tidak BAB di sembarang tempat (sampai detik ini aku belum pernah menemukan jejak BAB-nya), cenderung selalu kalah tempur jika 'dijajah' kucing pendatang. Untuk urusan makan pun dia termasuk pemilih. Pernah aku tercengang oleh menu makannya yang cenderung memilih sekeping kreker kentang gurih  dibanding potongan ikan asin yang sedikiiiit sekali dilumuri sambal. Diapun termasuk anti mengobok-obok sampah kalau memang tidak kepepet.
Satu lagi: Kucing ini sangat santun untuk masuk ke dalam rumah. Jika pintu bagian belakang yang menghubungkan dapur dan ruang inti rumah terbuka, si kucing tidak lantas menerobos masuk seperti kaumnya kebanyakan,tapi dia hanya akan diam di sudut pintu lantas memperhatikan kode dari sang tuan rumah. 

Pernah suatu ketika dia sangat kelaparan dan mencoba untuk melangkahkan kaki ke dalam rumah (kalau tidak ada mamaku atau adik bontotku,jangan harap pola makan kucing ini akan teratur!hihihihi). Karena keburu ketahuan olehku, dari kejauhan aku hanya memberi kode untuk mengusirnya keluar, dan dia pun mengendap2 mundur perlahan.  Diam. Mundur sembari menatapku tajam dari kejauhan. hahaha. Sungguh kucing yang santun.

Tapi belakangan si Luna perlahan jadi galak. Dia akan tak segan menyerang kucing pendatang baru yang mencoba untuk memasuki wilayah kekuasaannya, a.k.a di rumah ini. 
Selain tumbuh mandiri oleh tempaan alam, si Luna jadi galak sepertinya  juga karena tempaan kodratnya sebagai induk yang telah dua kali melahirkan,dengan catatan  kelabu kehilangan semua anaknya pada kelahiran pertama. hehehe.


Luna lbh senang menyusui anaknya ketimbang difoto
Atas-Bawah:Ketiga anak Luna dari kehamilannya yg ke-2 (bawah;satu bercorak hitam, dsbelah yg belang)

Tidak ada komentar: